Konsep yang harus Anda pahami pertama
kali adalah adanya perbedaan mendasar antara trading dan investasi.
Pendapat umum mengatakan bahwa dua hal ini memiliki substansi yang sama,
namun perumpamaan di bawah diharapkan dapat memberi gambaran tentang
perbedaan keduanya.
Anda membeli sebuah rumah dengan tujuan
untuk menyimpannya sebagai modal dan mendapatkan pasif income. Untuk
itu Anda menyewakan rumah tersebut kepada pihak yang membutuhkan.
Seiring waktu, nilai rumah tersebut
umumnya mengalami kenaikan dan Anda juga mendapatkan pendapatan tambahan
dari penyewaan rumah setiap tahunnya.
Prinsip ini berbeda secara mendasar
dengan trading. Trading dalam contoh di atas akan teraplikasikan ketika
tujuan Anda membeli rumah adalah untuk menjualnya kembali pada harga
yang layak, dan keuntungan Anda diperoleh dari selisih harga pembelian
dan penjualan.
Keduanya (investasi dan trading)
memiliki cara yang mirip dan dapat saling menguntungkan, namun dari
contoh di atas kita dapat mengambil kesimpulan tentang ciri yang
membedakannya.
Dunia Keuangan
Investasi pada instrumen keuangan
menganut prinsip yang sama, ketika membeli aset semisal saham keuntungan
modal akan Anda dapatkan ketika harga saham naik, sementara pasif
incomenya Anda peroleh dari dividen yang dibagikan.
Resiko pertama yang muncul dari
investasi ini adalah kebutuhan akan counter party. Dengan kata lain,
setiap Anda ingin membeli aset, di sana harus ada pihak lain yang
menjual. Sebaliknya ketika Anda ingin menjual aset tersebut kembali,
harus ada juga pihak yang bersedia membeli.
Resiko counter party muncul dengan
sendirinya ketika harga mengalami perubahan cepat misalnya penurunan
drastis. Anda akan mengalami kesulitan untuk menemukan pembeli.
Resiko selanjutnya adalah potensi partial fills dimana hanya sebagian saja dari aset Anda yang berhasil terjual.
Aset di atas dapat juga diaplikasikan
dalam konsep trading, dengan tingkat resiko counter party lebih rendah
walaupun dengan produk yang sama. Hanya saja Anda tidak dapat mengambil
keuntungan sesaat dari pernurunan harga yang drastis. Sebab short
selling memiliki peraturan yang ketat dan di beberapa negara termasuk
Indonesia, hal tersebut sepenuhnya di larang.
Derivatif/ Berjangka
Sementara itu, di bagian lain dunia
keuangan, terdapat fasilitas trading yang mampu menjawab berbagai
kekurangan tersebut di atas. Yang menjamin likuiditas sepenuhnya
terlaksana, baik dari sisi kenaikan dan penurunan harga, maupun dari
jumlah aset yang ditransaksikan.
Dalam dunia finansial, terdapat
produk-produk derivatif dan produk berjangka yang memenuhi kriteria
tersebut di atas yang diperdagangkan di dalam bursa tersendiri.
Terdapat banyak keunggulan yang dapat dimanfaatkan dari trading di bursa
berjangka. Kelebihan-kelebihan yang patut disimak, antara lain:
- Jangka Waktu
Jangka waktu investasi memiliki rentang yang panjang dan mengikat hingga mencapai tingkat keuntungan ideal. Sedangkan jangka waktu trading diproyeksikan beberapa bulan saja. Seorang investor yang membeli tanah pada lokasi yang menjanjikan dari sisi ekonomi, tetap membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menunggu harga tanahnya mengalami kenaikan yang ideal. Penggunaan waktu yang lebih efisien dapat dijumpai pada perdagangan produk berjangka, karena trader dapat mengubah jangka waktu tradingnya dengan menggunakan timeframe yang lebih pendek. Rentang time frame ini dapat disesuaikan hingga sampai 5 menit atau bahkan 1 menit. - Likuiditas
Dalam dunia investasi, likuiditas trading atau investasi memiliki arti seberapa besar pasar yang tersedia dapat menyerap produk yang di transaksikan (rasio jumlah penjual dan pembeli). Semakin tinggi likuiditas, maka semakin mudah pula proses trading dapat dilakukan. Likuiditas yang rendah membawa kesulitan bagi penjual untuk menemukan pembeli. Bursa berjangka memiliki likuiditas transaksi yang sangat cepat, dijalankan secara online dan dapat melaksanakan transaksi dimanapun Anda berada, tanpa antrian dan tanpa partial fill. Disamping itu, Anda juga dapat langsung melakukan aksi jual tanpa harus direpotkan oleh delay atau proses birokrasi apapun. Hal-hal tersebut bisa dilakukan kapan saja selama sesi perdagangan trading. - Potensi Keuntungan
Dalam investasi tradisional, tidak terdapat fasilitas leverage karena berbasis modal penuh. Leverage merupakan layanan bagi investor untuk melakukan pembelian suatu instrumen trading dengan hanya mengeluarkan sebagian kecil dari modal investasi/ harga instrumen tersebut. Dalam perdagangan derivatif/ berjangka (penjelasan lebih detil bisa dilihat pada artikel selanjutnya), sebuah instrumen trading berjangka dapat dibeli dengan modal 10% dari nilai instrumen, bahkan ada produk yang dapat dibeli dengan hanya mengeluarkan 1% modal dari nilai instrumennya.
Perumpamaan penggunaan leverage trading, dapat disimak dalam contoh cerita berikut ini. Seandainya Anda membeli tanah di daerah ‘elit’ ibukota seharga Rp 1 Miliar, dan setelah satu tahun kemudian ketika harganya mencapai Rp.1,1 Miliar, Anda-pun menjual aset tersebut sehingga menghasilkan keuntungan Rp 100 juta. Return On Investment (ROI) Anda akan menjadi: Rp.100.000.00,-/ Rp.1.000.000.000,- x 100% = 10%
Anda dapat membandingkannya dengan potensi yang bisa diraih melalui trading produk derivatif berdasarkan contoh berikut. Anda membeli 100 troy ounce emas pada harga $1,000 per troy ounce, sehingga total nilai investasi Anda $100,000 (100 troy ounces x $1,000). Namun karena penggunaan leverage, modal yang Anda butuhkan untuk melaksanakan pembelian ini hanyalah sebesar $10,000. Selanjutnya Anda menjual emas tersebut pada harga $1,100 per troy ounce. Dari transaksi ini, Anda memperoleh profit sebesar $10,000 ($100.00 x 100 troy ounce). Perhitungan ROI Anda adalah sebagai berikut:
$10,000 / 10,000 x 100% = 100% dari nilai investasi kita.
0 komentar:
Posting Komentar